BOM di Ponsel anda !!!

Ledakan baterai gadget kembali jadi gunjingan hangat. Jika tahun lalu baterai laptopa> yang bikin heboh, sekarang giliran baterai ponsel. Bagaimana sebuah baterai seukuran kotak korek api bisa meledak layaknya sebuah bom?em>
Sebagian besar gadget modern termasuk ponsel menggunakan baterai lithium ion. Dijuluki baterai lithium ion karena tenaga baterai ini berasal dari alir
an ion-ion lithium (Li+) di dalam larutan elektrolit. Sewaktu baterai kita charge, ion lithium mengalir dari katoda (kutub positif) ke anoda (kutub negatif). Sebaliknya, ion lithium mengalir dari anoda ke katoda ketika baterai
bekerja.

Elektrolit, anoda, dan katoda dikemas dalam sebuah kon
tainer bertekanan. Selapis separator memisahkan anoda dan katoda agar keduanya tidak saling bersinggungan. Separator itu terbuat dari plastik super tipis dengan lubang-lubang mikro yang hanya cukup dilewati ion lithium. Nah, masalahnya bermula ketika baterai diproduksi di pabrik. Ada kotoran berupa butir-butir logam yang masuk ke larutan elektrolit. Tidak banyak memang, tetapi bisa menyebabkan malapetaka. Cerita lengkapnya begini.p>

Pada saat charging, suhu baterai bertambah. Butiran logam akan berlarian kesana kesini,
mirip dengan butiran beras dalam air yang diaduk. Jika berada di dekat separator, butir-butir logam itu bisa merobek separator. Alhasil, terjadilah hubungan pendek alias korsleting antara anoda dan katoda. Peristiwa selanjutnya mudah ditebak.

Korsleting membuat arus listrik mengalir sangat cepat. Suhu dan tekanan di dalam baterai akan meningkat drastis. Ledakan pun tak terhindarkan. Korsleting ju
ga sanggup memercikkan bunga api layaknya pemantik. Kontan saja garam lithium yang memang mudah terbakar itu menyala
hebat. Bayangkan saja, energi yang bisa membuat ponsel menyala be
rhari-hari itu lepas dalam
sekejap.p>

Baterai lithium ion sekarang mesti bekerja lebih berat. Kapasitasnya dituntut makin besar,
tapi ukurannya tidak boleh menggembung. Mau tak mau, pabrik baterai memakai separator yang lebih tipis dan lebih mudah bocor.
Beberapa pabrik baterai non-standar nekad menghilangkan pemu
tus arus demi menekan harga. Tanpa alat kecil itu, baterai tetap teraliri arus meski sudah terisi penuh. Terjadilah apa yang disebut overheat atau panas berlebih. Jika sudah begitu, baterai pun berpotensi meledak tiba-tiba.
Booom. p>

Eko Sujatmiko ,strong> penulis
iptek

Gambar 1. Jeroan baterai lithium ion.
Lembaran anoda dan katoda digulung dengan selapis
separator di tengah-tengah. Semuanya dimasukkan dalam
wadah berisi elektrolit yang dilengkapi ventilasi serta
cincin anti bocor.

Gambar 2. Reaksi kimia membuat ion-ion lithium
(Li+) berpindah dari anoda ke katoda. Akibatnya
elektron mengalir dari anoda dan katoda sebagai arus
listrik. Sewaktu di-charge, ion-ion itu dipulangkan ke
katoda dengan cara memberi tegangan listrik di
katoda.


Gambar 3. Butir-butir
logam yang masuk ke elektolit saat baterai diproduksi
bisa merobek separator, lalu membuat anoda dan katoda
terhubung pendek (korsleting). Korslet juga terjadi
jika butiran logam menumpuk di anoda atau katoda.
p>


Komentar

Postingan Populer